Artikel :
SYARAT-SYARAT MENGHAFAL AL-QUR’AN
Mengahafal
Al-Qur’an adalah pekerjaan yang mulia di sisi Allah SWT. Bahwa orang –orang
yang selalu membaca Al-qur’an dan mengamalkan isi kandungannya adalah orang
–orang yang memiliki keutamaan dan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Karena demikian, setiap kaum Muslimin mempunyai minat yang besar untuk
menghafal Al-Qur’an. Untuk dapat menghafal Al-qur’an dengan baik, seseorang
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Niat yang ikhlas
Pertama yang harus diperhatikan oleh orang yang akan menghafal
Al-Qur’an adalah mereka harus membulatkan niat menghafal Al-Qur’an hanya
mengharap Ridho Allah SWT, Allah SWT berfirman :
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian Itulah agama yang lurus".
Menurut Dzun Nun Al-Mishri ada 3 ciri keikhlasan :
a. Menanggapi
segala celaan dan pujian dari orang lain dengan sikap yang sama.
b. Tidak
pernah mengingat-ingat atau menyebut-nyebut perbuatan baik yang pernah
dilakukan terhadap orang lain.
c. Mengharapkan
balasan hanya dari Allah SWT semata bukan dari manusia.
Tetapkanlah
niat menghafal Al-Qur’an hanya semata-mata mengharap Ridho Allah SWT, ssehingga
di hari kiamat kelak benar-bena mendapat syafa’at dari Al-Qur’an yang selalu
dibacanya. Ciri-ciri orang yang ikhlas dalam menghafal Al-Qur’an adalah :
a. Berusaha
dan sungguh-sungguh dalam menghafal walaupun menemui banyak hambatan dan
rintangan.
b. Selalu
mudawwamah ( langgeng) membaca Al-Qur’an dan mengulang hafalan untuk menjaga
hafalannya.
c. Mengulang
hafalan tidak sekedar hanya akan musabaqoh atau karena ada undangan
khotaman/sima’an.
d. Tidak
mengharap pujian atau penghormatan ketika membaca Al-Qura’an.
e. Tidak
menjadikan Al-Qur’an untuk mencari kekayaan dan kepopuleran.
2.
Mempunyai
Kemauan yang Kuat
Menghafal Al-qur’an sebanyak 30 juz, 114 surat, dan 6666 ayat
bukanlah pekerjaan yang mudah. Mengahafal ayat-ayat Al-Qur’an sangat berbeda
dengan menghafal bacaan- bacaan lain, apalagi bagi orang ‘ajam (non arab) yang
tidak menggunakan bahasa arab sebagai bahasa sehari-hari. Sehingga sebelum menghafal
orang ‘ajam harus pandai terlebih dahulu membaca huruf-huruf arab dengan baik
dan benar. Oleh karena itu diperlukan kemauan yang kuat dan kesabaran yang
tinggi agar cita-cita menjadi seorang tahfid bisa tercapai.
Menghafal Al-Qur’an memerlukan waktu yang relatif lama antara 3
sampai 5 tahun, walaupun pada sebagian orang yang mempunyai intelegensi tinggi
sehingga bisa lebih cepat dalam menghafal.
3.
Disiplin
dan Istiqomah Menambah Hafalan
Diantara hal yang harus diperhatikan bagi seorang yang ingin
menghafal Al-Qur’an hendaknya selalu bersemangat setiap waktu dan menggunakan
seluruh waktunya untuk menghafal semaksimal mungkin. Tidak boleh berpuas diri
dengan ilmu yang sedikit, belajarlah terus sehingga mampu lebih dari itu.
Tetapi juga tidak boleh memaksimalkan diri diluar batas kemampuannya, karena
khawatir akan menimbulkan rasa jenuh dan justru akan sedikit yang diperoleh.
Seorang calon tahfid harus disiplin dan istiqomah dalam menambah
hafalan. Harus gigih memanfaatkan waktu senggang, cekatan, kuat fisik,
bersemangat tinggi, menguranggi kesibukan-kesibukan yang kurang ada gunanya,
seperti bermain dan bersenda gurau. Sayyidina Umar Bin Khottob pernah berpesan
“ belajarlah kalian sebelum kalian jadi pemimpin”. Artinya bersungguh-sungguh
dengan segenap kemampuan ketika masih berkedudukan menjadi rakyat dan sebelum
menjadi pemimpin. Ketika menjadi pemimpin yang dianut, tidak ada waktu lagi
untuk belajar.
4.
Talaqqi
kepada Seorang Guru
Seorang calon Hafidh hendaknya berguru ( talaqqi) kepada seorang
guru yang Hafidh Qur’an, mantap agamanya dan ma’rifat serta guru yang telah
dikenal mampu menjaga dirinya. Muhammad bin Sirrin dan Annas Bin Malik pernah
mengatakan:
“Ilmu itu agama, maka perhatikanlah orang-orang yang hendak kalian
ambil agamanya”
Seorang murid
harus menatap gurunya dengan penuh hormat dan menyakini bahwa gurunya adalah
orang yang unggul. Sikap demikian lebih mendekatkan seorang murid untuk
memperoleh kemanfaatan ilmu.
Seseorang yang
mempunyai keinginan untuk menghafal Al-Qur’an hendaknya mencari seorang guru
yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a.
Hafal
Al-Qur’an 30 Juz
b.
Mempunyai
silsilah guru sampai kepada Nabi Muhammad SAW
c.
Berakhlakul
karimah \
d.
Selalu
memberikan nasihat
e.
Berakhlak
Terpuji